BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika kita tinggal di daerah ataupun Negara dengan bahasa resmi bahasa Arab, tentu bukan menjadi suatu kesulitan bagi kita untuk mempelajari bahasa tersebut. Di Indonesia sendiri sebenarnya, penutur bahasa Arab mudah sekali untuk kita temui. Kemampuan yang dimiliki para penutur ini sangat beragam. Dari yang hanya pendengar pasif sampai penutur aktif.
Sekolah-sekolah berbasis agama di Indonesia juga memasukkan bahasa Arab menjadi slah satu bahasa yang wajib untuk dipelajari dari tingkat terrendah pendidikan. Selain di sekolah formal, bahasa Arab lebih berkembang agi dengan baik pada sekolah-sekolah non formal. Semisal di pondok pesantren dan madrasah-madrasah.
Maf’ul fih, merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk-bentuk susunan kalimat maupun kata yang terrangkum dalam ilmu nahwu pada bahasa Arab. Walaupun sudah banyak orang yang sudah bisa menuturkan bahasa Arab tapi untuk membuat tuturan tersebut menjadi lebih benar, maka tidak ada salahnya untuk belajar ilmu ini secara lebih lanjut. Dengan harapan apa yang menjadi materi pada kesempatan kali ini dapat membuat orang-orang yang masih beajar untuk memahami atau yang ingin menuturkan bahasa Arab dapat terbantu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari maf’ul fih/ dhorof?
2. Bagaimana dhorof berupa isim zaman?
3. Bagaimana dhorof berupa isim makan?
4. Bagaimana pembagian dhorof?
5. Apa yang dimaksud I’rad dhorof?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1. Untuk mengetahui arti dari maf’ul fih
2. Untuk mengetahui dhorof yang berupa isim zaman
3. Untuk mengetahui dhorof yang berupa isim makan
4. Untuk mengetahui jenis dari pembagian dhorof
5. Untuk mengetahui I’rad dhorof
A. Definisi Maf’ul Fih / Dhorof
Yaitu isim yang menunjukkan makna atau tempat yang menyimpan maknannya في secara terlaku. Seperti هنا امكث أزمنا , lafadz هنا menunjukkan tempat dan lafadz ازمنا menunjukkan waktu.
B. Dhorof Berupa Isim Zaman
Dhorof zaman ialah, isim zaman (waktu) yang di-nashab-kan dengan memperkirakan makna fî (pada/dalam), seperti lafazh: (pada hari ini), (pada malam ini), (pagi hari), (waktu pagi), (pada waktu sahur), (besok), (waktu sore atau waktu Isya), (pada waktu subuh), (pada waktu sore), (selamanya), (ketika), dan lafazh yang menyerupainya. Berikut ini beberapa contoh kalimat yang menggunakan dhorof zaman.
Keterangan
waktu Contoh
Pagi
hari صَبَا حَا Muhammad bangun dari tidurnya pagi-pagi. مُحَمَّدٌ يَقُوْمُ مِنْ نَوْمِهِ صَبَحًا مُبَكِّرًا
Malam
hari لَيْلا Ahmad membaca Al-Qur’an pada malam hari. يَقْرَأُ اَحْمَدُ الْقُراَنُ لَيْلاَ
Bulan شَهْرًا Ahmad tinggal di Yogyakarta sebulan yang lalu. يَسْكُنُ احْمَدُ فِيْ الجَوْكْجَكَرْتَا قَبْلَ شَهرٍ
Ahad
قَرْنًا استخلت اندونسي في قرنِ عشرٍ
Satu jam سَاعَةٌ Saya telah belajar bahasa arab pada jam empat. اَدْرُسُ اللغة العربية في اربعِ سَعَةٍ
Sebelum
قَبْلَ Kami sampai di terminal sebelum maghrib. وَصَلْنَا فِى المَحَطَّةِ قَبْلَ مَغْرِبِ
Kemarin
اَمْسِ Saya telah pergi ke rumahnya (laki-laki) kemarin. ذَهَبْتُ الى البيتكَ اَمْسٍ
Baru saja آنِفًا Saya baru saja membeli majalah di toko buku. يَشْتَرِيْ آنِفَا المَجَلَةَ فِى الْمَكْتَبَةِ
Sore hari مَسَاءًا Mereka mengerjakan pekerjaan rumah pada sore hari. يَعْمَلُوْنَ الْوَاجِبَاتِ الْمضدْرَسِيَّةَ مَسَاءً
Siang hari نَهَارًا Muhammad pulang dari kota pada siang hari. مُحَمَّدُ يَرْجِعُ مِنَ الْمَدِيْنَةِ نَهَارًا
Tahun
سَنَةً Dia berusia sembilan belas tahun. هِيَ عُمُرُهَا تِسْعَ عَشْرَةَ سَنَةً
Setelah
بَعْد Dia (laki-laki) membaca al-Qur’an setelah sholat subuh. هُوَ يَقْرَأُالْقُرْأنُ بَعْدَ صَلاَةِ الصُّبْحِ
besok غَدًا Ali akan pergi ke Jakarta besok. سَيَدْ هَبُ اَلِى اِلَى جَاكَرْتَا غَدًا
C. Dhorof Berupa Isim Makan
Dhorof makan ialah, isim makan (tempat) yang di-nashab-kan dengan memperkirakan makna fî (pada/dalam), seperti lafazh: (di depan), (di belakang), (di depan), (di belakang), (di atas), (di bawah), (di dekat atau di sisi), (beserta), (di muka atau di depan), (di dekat), (di hadapan), (di sini), (di sana), dan lafazh yang menyerupainya.
Keterangan
tempat Contoh
Di depan اَمَامَ Mobil itu ada di depan sekolah. اَلسَّيَّارَةُ اَمَمَا الْمَدْرَسَةِ
Di atas فَوْقَ Garpu itu di atas meja makan. الشَوْكَةُ فَوْقَ الْمَا ئِدَةِ
Di kanan يَمِيْنَ Saya duduk di sebelah kanan Zaenab. جَلَسَتْ فَاطِمَةُ يَمِيْنَ زَيْنَبَ
Di antara بَيْنَ Rumah saya berada di antara sekolah dan kantor pos itu. بَيتِيْ بَيْنَ المَدْرَسَةَ وَ المَكْتَبُ بَرِيْدَ
Dibelakang وَرَاءَ Kandang itu ada di belakang rumah. الزَّرِبَةُ وَرَاءَالْبَيْتِ
Di bawah تَحْت Pisau itu di bawah wastafel. السِكِّيْنَةُ تَحْتَ الحَوْضِ
Di kiri شِمَالَ Rumah saya berada di kiri jalan yang kecil. البَيْتِيْ شِمَالَ االشَّارَعٍ صَغيْرَ
Di sekitar حَوْلَ Disekitar rumah saya ada taman/kebun. الحَدِيْقَةُ حَوْلَ البَيْتِى
Di sisi إِزَادَ Bolpen mereka ada di sisi buku mereka. اَلْقَلَموْنَ إِزَادَ الْكِتَابَوْنِ
Di samping نِبَ Ali berdiri di samping Ahmad. قَامَ اَلِىُّ جَنِبَا اَحْمَدَ
Di tengah وَسَطَ Rumah saya ada ditengah- tengah kota. البَيْتِى وَسَطَ المَديْنَةِ
Di sini هُنَا Di sini ada universitas yang besar. هُنَا الجَا مَعَةُ كَبِيْرَ
Di
sana هُنَكَ Di sana ada anak yang pandai. هُنَكَ اَلْوَلَدُ مَا هِرٌ
Di
Belakang خَلْفَ Kursi itu ada di belakang pintu. الكُرْسِيُّ خَلْفَ البَابَ
Menuju,
Ke arah نَحْوَ Ahmad pergi menuju lemari baju. ذَهَبَ اَحْمَدُ نَحْوَ خَزَانَةَ المَلاَ بِسِ
D. Pembagian Dharof
Zharaf terdiri dari dua bagian yaitu:
1. مُتَصَرِّفٌ ; lafazh yang terkadang berfungsi sebagai zharaf dan juga tidak.
Contoh sebagai zharaf;
صُمْتُ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ : Aku shaum pada hari senin.
Contoh bukan sebagai zharaf
يَوءمض الْجُمْعَةِ يَوْمٌ مُبَارَكٌ : Hari jum’at adalah yang berkah.
Penjelasanya adalah:
Lafazh يَوْمَ dalam contoh pertama adalah sebagai manshub dan berfungsi sebagai zharaf atau keterangan waktu dari kata kerja; صُمْتُ (aku shaum).
Sedangkankan lafazh يَوْمَ dalam contoh kedua bukan sebagai zharaf. Yang pertama sebagai mubtada dan yang kedua sebagai khabar dan dua-duanya dibaca marfu’.
2. غَيْرُ مُتَصَرِّفِ: lafazh-lafazh yang tidak digunakan untuk zharaf atau majrur dengan مِنْ, seperti: عِنْدَ- بَعْدَ- قَبْلَ.
Penjelasannya adalah:
Lafazh-lafazh tersebut selamanya pasti berfungsi sebagai zharaf atau majrur dengan مِنْ, contoh:
عَلِيًّا بَعْدَ زُرْتُ : Aku mnengok Ali setelah kamu.
وَمَاأُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ : Dan kepada kitab ynag diturunkan sebelum kamu.
E. I’rab Zharaf
1. مُعْرَبٌ; zharaf yang mu’raf seperti :
يَوْمً- لَيْلاً- شَهْرً- سَنَةً
2. مَبْنِيٌّ; zharaf mabniy yang selalu dibaca dalam bentuk yang sama, seperti:
أَمْسِ – إِذَا – حَيْثُ – اَلآنَ
BAB III
KESIMPULAN
1. Dhorof adalah isim yang menunjuk pada keterangan tempat atau waktu
2. Dhorof zaman adalah isim yang menunjukkan waktu
3. Dhorof makan adalah isim yang menunjukkan tempat
4. I’rad dibagi menjadi dua yaitu, مُعْرَبٌ dan مَبْيٌّ
Sumber: ibra1995.blogspot.co.id/2015/06/al-maf-ul-fih.html
http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/bahasa-arab//1/zharaf-zaman-dan-zharaf-makan.html
Oleh : Ana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar