- Awal berdirinya
Kekhalifahan Abbasiyah atau Bani Abbasiyah adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dengan menerjemahkan dan melanjutkan tradisi keilmuan Yunani dan Persia. Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menundukkan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah dirujuk kepada keturunan dari paman Nabi Muhammad yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul-Muththalib (566-652), oleh karena itu mereka juga termasuk ke dalam Bani Hasyim. Berkuasa mulai tahun 750 dan memindahkan ibukota dari Damaskus ke Baghdad.
Terbentuknya khalifah ini tidak terlepas dari bani umayah, dalam hal pemerintahan penduduk non arab dan telah memeluk islam (mawali) diperlakukan secara tidak wajar. Mereka tidak diberi status sosial politik yang sepadan dengan arab bahkan mereka diwajibkan membayar jizyah pada pada zaman abdul malik bin marwan(khalifah bani umayah). Dan banyak lagi faktor internal yang menyebabkan timbulnya gerakan ekstern dengan berbagai pemberontakan dan perlawanan dari berbagai kalangan, terutama dari bani hasyim yang digerakkan oleh bani abbas musuh utama bani umayah.
- Revolusi abasiyah yang dipimpin abu al abbas
- Fase gerakan secara sembunyi-sembunyi
Gerakan ini bermula dari bentuk propoganda sembunyi-sembunyi dari keluarga bani hasyim memakai wibawa ahlul al bait, dengan demikian mereka sangat mudah mendapat dukungan dari kelompok syiah dan keluarga ali bin abi thalib. Demikian pula dari kwariji dan mawali, semuanya mendukung gerakan abassiyah . gerakan ini mula-mula dicetuskan oleh ali bin abdillah ibn abbas dan putranya muhammad ibnu ali.
Pada awalnya muhammad ibnu ali ibnu abdillah ibnu abbas mengirim propoganda dan juru kampanye menjelajahi negeri-negeri di khurasani (sekitar 129 h) dengan berpura-pura sebagai pedagang, penuntut ilmu, dan lain sebagainya. Gerakan ini mendapat sambutan, salah satunya adalah bakir ibnu mahan seorang terkemuka dan kaya di khurasan. Dan dialah juga yang menyedian dana dan mengatur strategi ketika menjalankan propoganda.
- Fase gerakan secara terang-terangan
Fase ini dimulai dari pemberontakan abu muslim al khurasani tahun 129 h sampai pembaiatan abu abbas as saffah tahun 132 h, dalam pemberontakan ini abu muslim al khurasani berhasil khurasan dan gubernur khurasan nasr ibn sayyar meminta bantuan khalifah marwan ibnu muhammad di damaskus. Khalifah juga sedang mengalami situasi krisis menghadapi pemberontakan kwarij.
Tentara abbasiyah yang di pimpin oleh qhutubah ubnu syabib meneruskan gerakannya ke iraq,abu salamah al khalal berhasil mendesak gubernur khufah sehingga menyerahkan ke tangan tentara abbasiyah, dengan kemenangan-kemenangan tersebut abu salamah al khalal membaiat abu al abbas sebagai khalifah pada hari kamis, 13 rabiul awal 132 h / 30 oktober 749 m di kufah.
Khilafah Abbasiyah merupakan kelanjutan dari khilafah sebelumnya dari Bani Umayyah, dimana pendiri dari khilafah ini adalah Abu abbas al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas. Pola pemerintahan yang diterapkan oleh Daulah Abbasiyah berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 720 M s.d. 1274 M selama 524 tahun.
- Suksesi pemerintahan
Menaklukan iraq dan syiria serta melakukan upaya pembunuhan terhadap marwan bin muhammad (khalifah bani umayah) dengan mengirim pamanya abdullah ibnu ali. Hingga akhirnya marwan dapat dibunuh oleh salih ibnu ali al abbas di busir(berakhirnya bani umayah). Memindahkan ibukota pemerintahan dari damaskus ke bagdad di masala khilafah abbasiyah.
Keberhasilan bani abbasiyah mendirikan daulah, secara global disebabkan karena perpaduan tiga kelompok besar. Satu kelompok diwakili keluarga abbas, kelompok kedua diwakili oleh syiah yang dipimpin abu salamah, dan yang terakhir oleh abu muslim. Antara tiga kelompok ini persaingan yang paling kuat adalah antara abbas dan syiah, hingga akhirnya dimenangkan oleh bani abbas karena mendapat dukungan dari khurasaniyah.
- Kemajuan (Integrasi)
- Ilmu pengetahunan
Peradaban islam mengalami puncak kejayaannya saat masa daulah abbasiyah, perkembangan ilmu pengetahuan sangatlah maju, kemajuan diwalai dengan penerjemahan naskah naskah asing terutama berbahasa yunani ke dalam bahasa arab, pendirian pusat pengembangan ilmu dan perpustakaan bait al hikmah, dan terbentuknya mazhab-mazhab ilmu pengetahuan dan keagamaan sebagai buah dari kebebasan berfikir.
Munculnya tokoh pemikir islam pada masa al makmun ibnu harun ar rasyid, lahirnya imam mujtahid di bidang fiqh kurang lebih 13 orang. Ilmu hadis dengan kutub as sittah, tafsir dengan tafsir ar ra’yi hingga munculnya tafsir at tabbari, bidang tasawuf munculnya tokoh-tokoh besar seperti robiyah al adawiyah, dzu al nun al misri, yazid bustami dan al hallaj.
Penterjemah yang ternama yaitu hunai ibnu ishak, munculnya filosof-filosof besar dalam islam yaitu al kindi, ibnu tufail, al farabi, ibnu maskawaih, ibnu sina, ibnu rusyd dan lain-lain. Ibnu sina dan ibnu rusyd adalah dokter yang meninggalkan ensiklopedia ilmu kedokteran, yang pada abad 12 diterjemahkan dalam bahasa latin. Dalam bidang matematika yang termasyur adalah al kwarizmi, umar kayam, dan al thusi. Astronomi ada al farazzi dan umat khayam.
- Politik
- Memindahkan ibukota ke bagdad yang menjadi pusat peradaban dunia saat itu.
- Masyarakat mawali setara dengan penduduk arab asli bahkan cenderung lebih tinggi.
- Memakai gelas khalifah tetapi lebih tinggi dari masa bani umayah, khalifah abbasiyah menempatkan diri sebagai zhilullah fil al ardh ( bayangan allah di bumi)
- Mendirikan dasar pemerintahan (ja’far al mansur) : al khilafat, al wizarat, al kitabat, dan al hijabat.
- Pemerintahan bersifat absolut sejak pemerintahan harun ar rasyid yang merupakan khalifah termashur dari bani abbasiyah dan bahakan masa paling gemilang dalam sejarah islam.
- Kemunduran (Disintegrasi)
Akhir dari kekuasaan dinasti abbasiyah ialah ketika baghdad dihancurkan oleh pasukan mongol yang di pimpin hulaghu khan, 656 h/1258m. sebab-sebab runtuhnya yaitu :
- Persaingan antar bangsa
- Kemerosotan ekonomi
- Konflik keagamaan
- Perang salib
- Serangan bangsa mongol
Beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya daulah abbasiyah, jadi terdapat faktor intern dan ekstern yang menyebabkan hancurnya daulah ini.
- Kesimpulan
Setelah dapat meruntuhkan kekeuasan imperium umayah dengan dukungan kakuatan berbagai kelompok dalam umat islam, bani abasiyah dapat membangun sendiri kekuatannya dengan baik. Agar kekuasaanya kokoh dan langgeng, kekuasaan yang dapat mengancam keberlangsungan kekhalifahan satu persatu dilumpuhkan. Imperium bani abbas merekrut pasukannya dari keturunan non arab yaiitu dari persia yang tidak terikat kabilah-kabilah. Tentara bayaran asing terutama dari keturunan turki di asia tegah juga kemudian menjadi kekuatan imperium bani abasiyah. Namun, justru tentra bayaran inilah yang kemudian melumpuhakan imperium abbasiyah dari dalam. Sitem pergantian kekhalifahan yang tidak pasti juga mempercepat kelumpuhan imperium abbasiyah akibat pembusukan dari dalam.
Dalam bidang peradaban, masa abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban islam. Khalifah-khalifah bani abbas secara terbuka memelopori perkembangna ilmu pengetahuan dengan mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai peradaban sebelumnya untuk kemudian di terjemahkan, di adaptasi dan diterapkan di dunia islam. Pusat penerjemahan dan penelitian perbintangan didirikan di masa imperium ini yang yang berada di baitul hikmah yang menjadi pusat perpustakaan. Para ilmuan dan ahli bahasa dipekerjkan dan diagaji tinggi. Para ulma muslim pun bermunculan dan di dukung dengan kemajuan ekonomi pada masa imperium ini stabilitas politik yang baik juga menjadi pemicu yang baik dalam masa keemasan imperium islam yang agung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar