RESUME JURNAL
KORELASI STRATEGI MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN KUALITAS
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PADA SMPN DI WATAMPONE
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen pengampu :
Dr. H. Munarji, M.Ag
Dr. Agus Zainul Fitri, M.Pd
Oleh :
Nama : Latif syaipudin
NIM : 175615029
Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
Program Pascasarjana Pendidikan Agama Islam
Tahun 2017
Multiple intellegence versi gardner merupakan sebuah teori psikologi, mencakup 9 kecerdasan manusia. Pada dasarnya, manusia memiliki beberapa kecerdasan utama sesuai dengan pembagian kecerdasan pada otak kita. Seorang psikolog dan ahli pendidikan dari Universitas Harvard AS yaitu Prof. Dr. Howard Gardner merumuskan teorinya Multiple Intelligence (kecerdasan ganda/majemuk).
1. Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan dalam mengolah kata-kata secara efektif baik bicara ataupun menulis. Mereka yang memiliki kecerdasan ini akan mudah memahami bacaan dan suka menulis, mampu mengapresiasikan apa yang dia baca, mampu berkomunikasi dua arah. Profesi yang cocok bagi mereka seperti jurnalis, penyair, pengacara.
2. Kecerdasan Matematis-Logis
Kecerdasan dalam hal angka dan logika. Mereka yang memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan berpikir yang sistematis deduktif dan induktif, mereka juga lebih cepat tanggap dengan masalah, dia bekerja secara berurutan atau sistematis. Profesi yang cocok bagi mereka seperti ilmuwan, akuntan, programmer.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan yang mencakup berpikir dalam gambar, serta mampu untuk menyerap, mengubah dan menciptakan kembali berbagai macam aspek visual. Profesi yang cocok bagi mereka seperti arsitek, fotografer, designer, pilot, insinyur.
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Kecerdasan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresiakan gagasan dan perasaan. Orang yang yang memiliki kecerdasan ini biasanya cepat menghafal atau meniru gerak tari yang dilihatnya, dan tubuhnya lues dalam melakukan gerakan. Profesi yang cocok bagi mereka seperti atlet, pengrajin, montir, menjahit, merakit model.
5. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk musik dan suara. Orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya mudah menghafal lirik lagu, dan menciptakan nada-nada yang indah. Profesi yang cocok bagi mereka seperti konduktor, pencipta lagu, penyanyi dsb.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak dan temperamen orang lain. Mereka cenderung memiliki kelebiah dalam gabungan antara perkembangan dan pertumbuhan tingkat kematangan dua sisi (pribadi dan kemampuan). Profesi yang cocok bagi mereka seperti networker, negotiator, guru.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertidak secara adaptif berdasar pengenalan diri. Mereka juga memiliki kemampuan memahami diri sendiri. Profesi yang tepat bagi mereka adalah konselor dan teolog.
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan memahami dan menikmati alam dan menggunakanya secara produktif dan mengembangkam pengetahuan akan alam. Mereka juga memiliki kecerdasan melebihi orang lain dalam melatih diri secara otodidak. Profesi yang tepat bagi yang memiliki kecerdasan ini di antaranya petani, nelayan, pendaki, dan pemburu.
9. Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia Kemampuan menyeimbangkan moral, iman dan subjektifitas. Mereka cocok untuk profesi filsuf, teolog.
Hasil survei awal yang telah dilakukan penelitian di dalam jurnal imiah ini adalah guru PAI lebih memfokuskan pada dua atau hanya tiga kecerdasan saja ketika mengajar. Begitu juga ketika melakukan penilaian. Ketiga kecerdasan yang dimaksud yaitu linguistik, logismatematis, dan spiritual. Ketika siswa memiliki ketiga kecerdasan ini guru PAI menganggap bahwa siswa inilah yang cerdas. Pada hal kecerdasan itu tidak hanya diukur pada ketiga kecerdasan di atas, tetapi ada 9 kecerdasan yang dimiliki oleh setiap siswa, dan dari ke-9 kecerdasan tersebut ada beberapa yang menonjol. Ketika seorang guru PAI pada SMPN di Watampone memahami kecerdasan siswa dengan baik dan mengajar sesuai dengan kecerdasannya, guru akan berhasil dalam pembelajarannya. Selanjutnya, ada anggapan bahwa pembelajaran PAI hanya difokuskan pada spiritual saja.
Selain itu, ada indikasi bahwa guru PAI lebih banyak mengajar dengan gayanya sendiri, tidak memperhatikan gaya belajar siswanya. Pada hal, guru harus mengajar dengan memperhatikan potensi, bakat, dan minat yang dimiliki siswa. Ketika guru memperhatikan hal di atas, siswa akan berhasil dalam belajarnya, yaitu memahami materi pembelajan dengan mudah dan cepat, tidak bosan, menyenangkan, dan bersemangat dalam belajar. Ketika semua ini tercapai, kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan meningkat.
Selanjutnya, mengenai kualitas pembelajaran PAI pada SMPN di Watampone, ada indikasi bahwa guru PAI pada SMPN di Watampone lebih memfokuskan kualitas pembelajarannya pada proses pembelajaran PAI. Pada hal kualitas pembelajaran tidak hanya dapat dilihat dari segi proses tapi input dan outputnya juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar